Suasana katekese tentang sampah. (Foto: Dok Paroki MBSB)

Cara Unik Gereja Katolik di Labuan Bajo Bangkitkan Kesadaran Remaja Tentang Bahaya Sampah

Kitaindonesia.com – Gereja Katolik di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), melakukan cara unik untuk membangkitkan kesadaran remaja di kota pariwisata super premium itu terkait bahaya sampah.

Cara unik dimaksud berupa melakukan kunjungan dari asrama ke asrama. Di asrama-asrama yang dikunjungi, anak-anak dan remaja diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan yang sehat dan bersih, hingga bagaimana mengolah sampah sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan.

Hal ini sebagaimana dilakukan Pastor Paroki Maria Bunda Segala Bangsa (MBSB) Wae Sambi – Labuan Bajo, RD Dominikus Risno Maden.

Romo Risno, begitu ia akrab disapa, melakukan kunjungan ke asrama-asrama bersama Komunitas Tritunggal Maha Kudus (KTM) Wilayah Paroki MBSB Wae Sambi; Komisi Kateketik, PSE dan JPIC Keuskupan Labuan Bajo; serta PPA Paroki MBSB Wae Sambi dan Yayasan Kole Project.

“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya penyadaran akan pentingnya menjaga lingkungan yang sehat dan bersih, mulai dari anak-anak dan remaja,” kata Romo Risno, saat berkunjung ke kediaman Kristo Agustinus Sentisal, salah satu pemilik asrama di Kompleks Verhoven, Batu Cermin, Labuan Bajo, Sabtu 14 Juni 2025.

Kegiatan ini, imbuhnya, juga untuk membangkitkan kesadaran anak-anak dan remaja tentang bagaimana sampah yang tidak lagi berguna, bisa diolah kembali untuk menghasilkan sesuatu yang berguna.

“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, tanggung jawab dan kesadaran orang muda tentang sampah, dampak buruk dan manfaat dari sampah yang bisa didaur ulang menjadi sesuatu yang bermakna,” ujar Romo Risno, dalam kegiatan yang dihadiri 77 anak dan remaja dari beberapa asrama dan kos-kosan tersebut.

Dalam kunjungan itu, juga dilakukan katekese tentang sampah yang dipandu Komkat Keuskupan Labuan Bajo, RD Hermen Sanusi.

Katekese dimulai dengan menonton film tentang bahaya sampah, dan dilanjutkan dengan diskusi. Sementara di akhir diskusi, disepakati sejumlah rencana aksi konkret dalam mengatasi masalah sampah.

“Masalah ekologi erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Oleh karena itu, harus membangun kesadaran dan peran anak-anak dan remaja dalam menyelamatkan lingkungan hidup,” kata Romo Hermen, di akhir diskusi.

Ia berharap, anak-anak dan generasi muda tidak boleh meninggalkan dunia nyata hanya demi berselancar di dunia maya.

“Anak-anak dan kaum muda perlu berperan aktif dalam memelihara lingkungan hidup. Kalau kalian lalai memelihara lingkungan hidup sekarang, akibat buruknya langsung Anda alami sekarang dan nanti,” pungkasnya. (jn/mse)

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *