Gubernur Melki Laka Lena (kanan) didampingi Wakil Gubernur Johanis Asadoma (kiri). (Foto: Ist)

Perkuat Fondasi Pembangunan, Gubernur NTT Genjot Program Quick Win Hingga Galakkan Koperasi Merah Putih

Kitaindonesia.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, menegaskan komitmennya untuk mempercepat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah.

Komitmen tersebut diawali dengan memperkuat fondasi pembangunan daerah. Di antaranya dengan menggenjot realisasi program Quick Win dalam 100 hari kerja, sebagaimana telah dipaparkan saat pidato perdananya dalam Rapat Paripurna DPRD Provinsi NTT, Senin 3 Maret 2025 lalu.

Di samping itu, Gubernur Melki Laka Lena juga berkomitmen untuk menggalakkan Koperasi Merah Putih.

Koperasi ini mengusung konsep ekonomi berbasis gotong royong yang telah resmi diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Koperasi ini bukan sekadar wadah simpan pinjam, tetapi juga menjadi motor penggerak produksi, pengolahan, distribusi, hingga pemasaran hasil usaha masyarakat.

“Sejak era Bung Hatta, koperasi adalah sokoguru ekonomi. Sekarang, di era Presiden Prabowo, kita gerakkan kembali koperasi, bukan hanya sebagai tempat simpan pinjam, tapi sebagai pusat produksi dan pemasaran. Ini ekonomi gotong royong yang nyata,” kata Gubernur Melki Laka Lena, kepada media ini di Kupang, Minggu 9 Maret 2025.

Sebelumnya pada Jumat 7 Maret, Gubernur Melki Laka Lena didampingi Wakil Gubernur Johanis Asadoma, menggelar rapat bersama pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta staf ahli dan asisten.

Dalam rapat tersebut, dirumuskan enam program Quick Win untuk 100 hari kerja pemerintahannya, di tengah program dasa cita lainnya. Program ini dirancang dan didorong untuk memberikan dampak nyata dan cepat bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat NTT.

Berikut ini enam program Quick Win yang digenjot dalam 100 hari kerja pemerintahan Melki – Johni.

Pertama, memperkuat posyandu untuk menekan stunting. Gubernur Melki Laka Lena menempatkan penguatan posyandu dan kader kesehatan sebagai prioritas utama guna menekan angka stunting di NTT, yang masih menjadi tantangan besar.

Dengan dukungan Kementerian Kesehatan RI, pemerintah daerah akan melaksanakan pelatihan intensif bagi kader posyandu agar dapat melakukan deteksi dini, edukasi gizi, serta intervensi langsung di lapangan. Program ini bahkan diharapkan menjadi pilot project nasional dalam penanganan stunting berbasis komunitas.

Kedua, satu desa/ kelurahan satu produk berbasis Koperasi Merah Putih. Melalui program One Village One Product (OVOP), setiap desa dan kelurahan di NTT akan didorong untuk memproduksi, mengolah, dan memasarkan produk unggulan yang berbasis pada potensi lokal.

Koperasi Merah Putih akan menjadi tulang punggung ekonomi desa, memastikan bahwa setiap produk yang dihasilkan memiliki pasar yang jelas dan berkelanjutan.

Selain itu, Bank NTT akan turut berperan sebagai pendamping untuk memastikan koperasi mendapatkan akses permodalan dan pembinaan usaha.

Ketiga, Gerakan Beli NTT: Bangkitkan Produk Lokal. Menurut Gubernur Melki Laka Lena, pihaknya meluncurkan Gerakan Beli NTT untuk mengutamakan penggunaan produk lokal dalam setiap kegiatan pemerintahan dan masyarakat.

Sebagai langkah awal, seluruh kantor pemerintahan akan menggunakan produk air mineral lokal seperti Aquamor, Aquafit, Vikquam, Ruteng, Kelimutu, Airrote, dan Ewiti, serta produk UMKM lainnya.

“Jika selama ini pasar kita dikuasai oleh merek nasional, sekarang kita ambil kembali bagian kita. Kita tidak menutup pintu untuk produk luar, tapi kita akan memastikan bahwa produk lokal punya pangsa pasar yang adil. Ini gerakan kemandirian ekonomi,” tandas Gubernur Melki Laka Lena.

Keempat, persiapan siswa NTT ke sekolah kedinasan dan kampus unggulan. Pemprov NTT akan melakukan talent scouting untuk mencari siswa berbakat yang akan dibimbing menuju sekolah kedinasan seperti Akpol, Akmil, IPDN, STAN, hingga universitas terbaik dalam dan luar negeri.

Program ini mencakup pendampingan akademik, persiapan fisik, serta penguatan mental dan karakter, dengan melibatkan alumni serta instansi terkait.

“Anak-anak NTT harus berani bermimpi besar. Kami akan memastikan mereka punya peluang yang sama untuk bersaing di tingkat nasional dan internasional,” tegas Gubernur Melki Laka Lena.

Kelima, optimalisasi pendapatan asli daerah (PAD) dengan pemanfaatan aset daerah. Untuk program ini, pemerintah Provinsi NTT akan mengoptimalkan sumber-sumber penerimaan PAD dengan memperbaiki sistem pajak, retribusi, serta pemanfaatan aset daerah.

Salah satu contohnya adalah Pasar Oesao, yang sebelumnya hanya menghasilkan Rp100 juta per tahun saat dikelola pemerintah daerah, namun meningkat menjadi Rp1 miliar lebih per tahun setelah dikerjasamakan dengan Pemuda GMIT setempat.

“Kami tidak ingin aset daerah hanya menjadi beban. Dengan pengelolaan yang profesional, aset-aset ini bisa menjadi sumber pendapatan yang besar bagi daerah,” tuturnya.

Keenam, reformasi birokrasi dan pengisian jabatan strategis. Untuk memastikan efektivitas pemerintahan, Pemprov NTT akan segera mengisi kekosongan jabatan di OPD dengan pejabat definitif.

Evaluasi akan dilakukan untuk memastikan bahwa setiap posisi strategis diisi oleh individu yang kompeten, profesional, dan berintegritas.

“Pemerintahan yang kuat harus punya tim yang solid. Kami akan pastikan bahwa setiap pejabat yang ditunjuk mampu bekerja cepat, efisien, dan melayani masyarakat dengan baik,” kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar itu.

Menurut Gubernur Melki Laka Lena, enam program Quick Win ini bukan hanya langkah awal, tetapi fondasi utama pembangunan NTT selama lima tahun ke depan.

Disebutkan, dengan ekonomi berbasis Koperasi Merah Putih, penguatan UMKM, optimalisasi PAD, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia, NTT siap menjadi provinsi yang berorientasi pada satu tujuan besar, yaitu mewujudkan NTT yang maju, sehat, cerdas, sejahtera, dan berkelanjutan dalam lima tahun ke depan.

“Kami ingin NTT maju dengan cara kita sendiri, berbasis potensi lokal dan semangat gotong royong. Dengan Koperasi Merah Putih, kita pastikan ekonomi NTT bukan hanya tumbuh, tapi juga adil dan berkelanjutan,” pungkas Gubernur Melki Laka Lena. (mse)

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *