Kitaindonesia.com – Curah hujan yang tinggi serta cuaca ekstrem membuat sejumlah wilayah di Indonesia dilanda bencana hidrometeorologi dalam beberapa hari terakhir.
Kondisi ini menyebabkan banjir terjadi di berbagai daerah. Angin kencang juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan permukiman warga.
Merespons kondisi ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus melakukan langkah-langkah tanggap darurat, terutama dalam memastikan keselamatan masyarakat serta percepatan pemulihan pascabencana.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, terutama di daerah rawan banjir dan angin kencang,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, PhD, kepada wartawan di Jakarta, Senin 24 Februari 2025 pagi.
BNPB meminta masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terkini dari instansi terkait serta mengikuti arahan dari pemerintah daerah dan petugas di lapangan.
“Jika terjadi keadaan darurat, segera hubungi BPBD setempat atau pihak berwenang untuk mendapatkan bantuan dan arahan dari pemerintah daerah serta petugas di lapangan,” tutur Abdul Muhari.
Ia kemudian memaparkan beberapa bencana yang terjadi di akhir pekan. Salah satu daerah yang terdampak parah adalah Kecamatan Prabumulih Selatan, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.
Hujan deras yang turun sejak Minggu 23 Februari Pukul 08.40 WIB mengakibatkan banjir di Kelurahan Sukaraja. Akibatnya, sebanyak 169 KK terdampak dengan 169 rumah terendam air.
BPBD Kota Prabumulih telah bergerak ke lokasi untuk melakukan evakuasi warga serta pemantauan situasi. Hingga saat ini, banjir belum sepenuhnya surut, sehingga masyarakat diimbau untuk tetap waspada mengingat potensi hujan deras masih berlanjut dalam beberapa hari ke depan.
Bencana banjir juga terjadi di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Hujan dengan intensitas tinggi sejak Sabtu 22 Februari dini hari, menyebabkan ribuan rumah tergenang air. Hingga kini, tercatat 9.353 KK terdampak dan satu korban jiwa meninggal dunia akibat bencana ini.
Banjir dilaporkan merendam 14 kecamatan di Bandar Lampung, termasuk Kedamaian, Tanjung Karang Barat, Kemiling, dan Rajabasa.
Selain merendam rumah warga, banjir juga mengganggu aktivitas masyarakat dengan merendam fasilitas umum, jalan nasional, serta beberapa fasilitas pendidikan.
BPBD Kota Bandar Lampung bersama pihak terkait telah melakukan upaya evakuasi warga, distribusi bantuan darurat, dan asesmen terhadap dampak bencana. Hingga Minggu 23 Februari Pukul 19.00 WIB, beberapa wilayah seperti Pematang Wangi, Way Kandis, Tanjung Senang, dan Labuhan Ratu Raya masih terendam air dengan kondisi yang belum menunjukkan tanda-tanda surut sepenuhnya.
Sementara itu, di Pulau Kalimantan, banjir juga terjadi di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Hujan deras yang terjadi sejak Minggu 23 Februari menyebabkan tiga kecamatan terdampak cukup parah, yaitu Tanah Grogot, Kuaro, dan Batu Sopang.
Sebanyak 48 KK terdampak akibat genangan air yang melanda rumah dan fasilitas umum di wilayah tersebut.
Dalam merespons kejadian ini, BPBD Kabupaten Paser bersama instansi terkait telah melakukan asesmen serta berbagai upaya penanganan darurat. Salah satu langkah yang diambil adalah penjebolan trotoar untuk mempercepat aliran air ke Telaga Ungu, guna mengurangi genangan di permukiman warga.
Hingga Minggu siang, genangan air di beberapa titik mulai menyusut sekitar 30 cm, memungkinkan warga untuk kembali beraktivitas. Meski demikian, warga tetap diminta meningkatkan kewaspadaan mengingat curah hujan masih tinggi dan dapat menyebabkan banjir kembali meningkat.
Di tempat lain, cuaca ekstrem berupa angin kencang melanda Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Angin kencang yang terjadi pada Minggu 23 Februari Pukul 11.45 WIB, menerjang sejumlah wilayah, termasuk Kapanewon Bambanglipuro, Bantul, Imogiri, Jetis, dan Kasihan.
Dampak dari angin kencang ini cukup signifikan. Berdasarkan data sementara, sebanyak 27 KK terdampak, dengan satu warga mengalami luka ringan. Selain itu, 27 unit rumah mengalami kerusakan, sementara 66 pohon tumbang mengganggu akses jalan dan jaringan listrik di 18 titik. Tercatat pula gangguan akses jalan di 13 titik, yang memerlukan penanganan segera.
Menanggapi kejadian ini, BPBD Kabupaten Bantul bersama unsur terkait seperti TNI, Polri, PLN, PMI, Tagana, serta relawan dan masyarakat segera melakukan asesmen dan penanganan darurat.
Saat ini, pembersihan pohon tumbang masih berlangsung, sementara proses pendataan terus dilakukan untuk memastikan skala kerusakan serta kebutuhan warga terdampak. (mse)