Kitaindonesia.com – DPRD Kabupaten Manggarai Barat meminta Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Bidadari untuk fokus menggarap sektor bisnis, dalam upaya meningkatkan sumber penerimaan.
Saat ini, menurut para wakil rakyat, perusahaan plat merah itu justru masih berkutat di wilayah yang telah menjadi ‘lahan’ bagi organisasi perangkat daerah (OPD) dalam menggenjot sumber-sumber penerimaan daerah. Seperti dari retribusi.
Hal ini terungkap dalam rapat antara DPRD Kabupaten Manggarai Barat dengan jajaran direksi Perumda Bidadari, di Gedung Dewan, di Labuan Bajo, Selasa 10 Juni 2026.
Rapat dipimpin Wakil Ketua DPRD Kabupaten Manggarai Barat, Sewargading SJ Putera, dan dihadiri sejumlah anggota dewan.
Rapat diawali dengan paparan Direktur Perumda Bidadari, Elisabeth Maria Mersin, yang hadir bersama jajaran, terkait kondisi perusahaan saat ini sekaligus rencana bisnis yang disiapkan ke depan.
Ia menyebut, perusahaan yang dipimpinnya saat ini belum maksimal berkontribusi untuk penerimaan daerah sebagaimana tujuan pendirian perusahaan, lantaran ruang lingkup penugasan yang sangat terbatas.
Di objek wisata Batu Cermin misalnya, retribusi berupa pungutan tiket masuk bagi wisatawan masih ditangani instansi terkait. Sisanya ditangani Perumda Bidadari, termasuk mengelola parkir.
“Kami sudah ajukan proposal ke pemerintah daerah, agar kawasan Gua Batu Cermin sepenuhnya dikelola oleh Perumda Bidadari, termasuk retribusi,” kata Lisa Mersin.
Selain meminta untuk mengelola penuh kawasan Gua Batu Cermin, Perumda Bidadari juga sedang merancang pengelolaan kawasan parkir Kampung Ujung, Labuan Bajo.
“Ke depan, kami juga maunya ke sektor pertanian dan perikanan. Karena potensinya bagus,” papar Lisa Mersin.
Paparan Lisa Mersin kemudian ditanggapi beragam oleh anggota DPRD Kabupaten Manggarai Barat. Mayoritas anggota dewan yang hadir, mendorong Perumda Bidadari untuk tak ikut-ikutan fokus ke sektor pariwisata, khusus soal retribusi.
“Kalau saya malah berpikir sebaliknya, urusan Gua Batu Cermin itu tetap ditangani dinas terkait. Sementara Perumda Bidadari bisa fokus ke bisnis lain di luar pariwisata,” kata Wakil Ketua DPRD Kabupaten Manggarai Barat, Sewargading SJ Putera, yang memimpin rapat.
Hal hampir senada disampaikan anggota DPRD Kabupaten Manggarai Barat, Kanisius Jehabut. Menurut dia, saat ini Perumda Bidadari justru masih fokus di sektor pariwisata.
“Saat ini Perumda Bidadari masih bergantung pada pariwisata. Padahal harusnya bisa garap sektor lain. Dan sangat bagus jika melirik sektor pertanian dan perikanan. Karena tujuan pembentukan Perumda Bidadari memang untuk meningkatkan pendapatan daerah,” tutur anggota dewan dari Partai Gerindra ini.
Anggota dewan lainnya, Inocentius Peni, dari Partai Amanat Nasional (PAN), juga menyampaikan hal serupa. Menurut dia, target Perumda Bidadari didirikan untuk memperbanyak usaha, dan meningkatkan penerimaan daerah.
“Jadi tidak masalah diberi penyertaan modal langsung Rp15 miliar sekalian, yang penting (Perumda Bidadari) tidak lagi urus retribusi, tidak urus lagi parkir. Itu tugas OPD. Perumda fokus ke bisnis lain,” ujar Ino Peni.
Sementara Rofinus Rahmat, wakil rakyat dari Partai Golkar, mengusulkan agar Perumda Bidadari ikut mengerjakan proyek.
“(Perumda Bidadari) Bisa kerja proyek. Untungnya lebih besar, dan pasti. Daripada seperti saat ini, pemasukan tidak seberapa, tapi anggaran besar dikeluarkan untuk belanja pegawai. Padahal yang namanya perusahaan, harus ada pemasukan,” tandas Rofinus.
Adapun anggota dewan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Servatius L Gahang, meminta Perumda Bidadari untuk segera mengisi beberapa posisi penting di perusahaan yang hingga kini masih lowong.
“Itu ada beberapa posisi strategis yang masih lowong, dan harus segera diisi. Karena menyangkut kinerja perusahaan juga,” kata Charles Gahang, sapaan akrabnya. (mse)