Kitaindonesia.com – Buleleng, Ada pernyataan menarik untuk disimak saat berlangsungnya acara Uji Publik Calon Pemimpin Den Bukit dengan mengusung tema “Membangun bumi dan bukit yang sejahtera dan berbudaya”.
Acara tersebut digelar oleh Gatra Ganesha, Sabtu (19/10/2024), acara ini merupakan salah satu program publikasi informasi yang disajikan oleh Universitas Pendidikan Ganesha.
Dalam Uji Publik yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam itu, Sugawa Korry yang diundang sebagai calon pemimpin Denbukit menyampaikan beberapa point menarik dalam sambutannya (video menit ke 24:00).
Beberapa point tersebut diantaranya :
1. Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Buleleng pada tahun 2011 berada pada peringkat ke 4 di Bali dari 9 Kabupaten / Kota yang ada. Namun kemudian merosot menjadi urutan ke 6 di tahun 2023
2. Pendapatan perkapita Buleleng ada tahun 2011, Kabupaten Buleleng menempati peringkat ke 4 di Bali, kemudian merosot menjadi urutan ke 6 di Tahun 2023
3. Tingkat Kemiskinan pun Buleleng malah naik peringkatnya. Jika 2011 Buleleng berada pada peringkat ke 4 pada 2023 malah menjadi peringkat nomor 2 Kabupaten termiskin di Bali.
4. Buleleng belum bisa memberikan insentif untuk para guru, padahal Kabupaten lain yang setara dengan Kabupaten Buleleng mampu untuk memberikannya.
Namun dari beberapa point yang dipaparkan tersebut, yakni pada periode 2011 sampai periode sebelum 2023 adalah periode masa kepemimpinan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana.
Data tersebut cukup ganjil diucapkan oleh Sugawa Korry selaku Calon Bupati Buleleng yang selalu mengumandangkan satu jalur komando dengan Paslon Pilgub Bali, Mulia-Pas.
Untuk diketahui, Putu Agus Suradnyana kini maju menjadi calon wakil Gubernur Bali melalui dukungan Koalisi Indonesia Maju Plus mendampingi De Gadjah. Koalisi yang sama juga mendukung Paslon Sugawa – Suardana yang maju dalam Pilkada Buleleng.
“Pemaparan Sugawa Korry seperti mengungkap masa kelam Buleleng saat Putu Agus Suradnyana sebagai Bupati”, papar Made seorang politisi senior di Buleleng.
Kemudian lanjut Made, “Kita harus bisa menghargai kejujuran dan keterbukaan Pak Sugawa atas evaluasi kinerja Putu Agus di Buleleng semenjak 2011 lalu. Bukan peningkatan tapi malah kemerosotan yang berdampak langsung pada masyarakat dengan indikator IPM, dan tingkat kemiskinan”
Made kemudian berharap dari video yang kini sudah diunggah pada YouTube di kanal resmi Universitas Pendidikan Ganesha, bisa diakses oleh masyarakat luas sehingga masyarakat khususnya Nyama Gelah Buleleng bisa menilai kapasitas seorang pemimpin. Bila mengelola sebuah kabupaten saja tidak maksimal, apalagi bila diberi tanggung jawab mengelola provinsi.