Kitaindonesia.com – Menteri Hukum (Menkum), Supratman Andi Agtas, mengatakan, ada berbagai macam tipikal dan gaya kepemimpinan. Masing-masing gaya kepemimpinan, tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.
Khusus di lingkungan Kementerian Hukum (Kemenkum), Supratman Andi Agtas menyebut tiga gaya kepemimpinan yang dianut, yakni tipe kolaboratif, afiliatif, serta tak berjarak.
“Kalau kita bicara soal kepemimpinan, ada berbagai macam tipikal. Tapi buat kita di Kementerian Hukum adalah sebuah kepemimpinan yang kolaboratif. Jadi harus open afiliasi. Sehingga kita tidak menemukan sebuah tipe kepemimpinan yang satu arah,” paparnya, akhir pekan kemarin, saat memberikan pengarahan dalam ‘Pelatihan Future Leadership Berbasis Nilai-Nilai Kebangsaan Bagi Pimpinan Tinggi di Lingkungan Kemenkum Tahun Anggaran 2025’.
Menurut Supratman, semua level manajemen dari atas sampai bawah (top-down) maupun dari bawah ke atas (bottom-up), masing-masing mempunyai kontribusi yang sangat penting bagi keberhasilan sebuah institusi.
“Keberhasilan seorang menteri, wakil menteri, tanpa didukung oleh seluruh pejabat baik struktural maupun fungsional, nggak ada apa-apanya,” kata Menteri berusia 56 tahun ini.
Ia bahkan lebih suka memanggil dan menyapa para jajarannya dengan sebutan ‘Teman-Teman’, karena itu adalah manifestasi dari sebuah kepemimpinan yang afiliatif, yaitu kepemimpinan membangun ikatan emosional dan keharmonisan.
“Saya tidak ingin menciptakan jarak di antara Bapak/Ibu. Tidak. Karena saya sadar sepenuhnya bahwa dengan kebersamaan, kita dapat mencapai harapan dan cita-cita dari Presiden Prabowo Subianto untuk mengejar ketertinggalan Indonesia. Kita bukan lagi berjalan, tetapi harus berlari bersama,” tandas Supratman yang akrab disapa Bang Maman.
Ia mengaku sangat senang dapat bekerja sama dengan segenap jajaran yang ada di Kemenkum.
“Dalam sebuah kolaborasi yang luar biasa bersama Teman-Teman semua, karena bahwa saya menemukan keluarga saya di sini. Bapak/ Ibu adalah keluarga saya. Bahkan setiap saat, semua laporan kegiatan saya baca di grup-grup komunikasi yang kita miliki,” ucapnya.
Supratman menyadari bahwa Kemenkum merupakan sebuah kementerian yang sangat strategis. Di mana kolaborasi di antara seluruh pegawai, adalah hal yang paling utama dilakukan untuk merekatkan persaudaraan.
“Itu (persaudaraan) dulu yang penting. Kalau kita sudah merasa sebagai satu bagian keluarga, mengakomodasi semua kepentingan yang berbeda-beda di tiap kepala kita ini akan jauh lebih mudah merajutnya,” kata Supratman.
“Sehingga, kalau ada yang berhasil, saya pasti akan memberi apresiasi. Tetapi kalau ada yang gagal, saya juga umumkan tapi kita komunikasikan, supaya ada rasa memiliki yang tinggi, supaya ada rasa kebersamaan di antara kita,” pungkasnya. (mse)