Kitaindonesia.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, mengajak apoteker untuk tidak hanya membuka apotek. Apoteker juga harus bisa menjadi penggerak, terutama di komunitas masing-masing.
Ajakan itu disampaikan Gubernur Melki Laka Lena saat memberikan orasi ilmiah dalam acara Puncak Lustrum VI Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, Sabtu 14 Juni 2025.
Pada kesempatan tersebut, alumni Fakultas Farmasi USD ini memberikan kesaksian bahwa seorang apoteker bisa bergerak, bersuara, hingga membawa perubahan bagi masyarakat.
“Saya hadir sebagai seorang alumni yang datang tidak hanya sekadar memberi sambutan, tetapi untuk menyampaikan sebuah kesaksian bahwa seorang apoteker bisa bergerak melampaui sekat ruang praktik, bisa bersuara dalam forum-forum kebijakan publik, dan bisa berdampak nyata bagi perubahan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara,” ucapnya.
Ia percaya, alumni Fakultas Farmasi USD memiliki semua bekal untuk menjadi pemimpin yang bergerak.
“Gerak dengan ilmu. Gerak dengan hati. Gerak dengan visi. Karena kesehatan yang setara dan bermartabat tidak akan lahir dari diam. la menuntut keberanian untuk melangkah, ketekunan untuk hadir, dan komitmen untuk mengubah keadaan dari akar,” tandas Gubernur Melki Laka Lena.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI periode 2019-2024 ini juga meyakini bahwa farmasi adalah profesi kemanusiaan.
Apoteker, kata dia, bukan hanya bicara molekul dan mekanisme aksi, tetapi juga tentang bagaimana satu obat bisa menyelamatkan seorang ibu. Satu edukasi bisa menghindarkan anak dari stunting. Satu layanan bisa memberi harapan hidup yang lebih baik.
“Karena itu kami ajak apoteker muda untuk tidak hanya membuka apotek, tapi juga menjadi penggerak di komunitas, untuk terlibat dalam pemberdayaan masyarakat,” tuturnya.
“Apoteker bukan hanya ilmuwan. Apoteker adalah pelayan. Apoteker adalah penggerak. Jangan hanya jadi dispenser technician. Jadilah pelayan masyarakat. Buka praktik pelayanan kefarmasian yang terintegrasi, berbasis komunitas, dan solutif,” imbuh Gubernur Melki Laka Lena.
Apoteker yang dibutuhkan saat ini, menurut dia, adalah apoteker yang berani ke luar dari laboratorium, masuk ke komunitas, berdialog dengan masyarakat, dan hadir sebagai bagian dari solusi.
“Kita butuh apoteker yang tidak hanya paham ilmu, tetapi juga punya nyali untuk melangkah,” pungkasnya. (mse)