Kitaindonesia.com – Pada tahun anggaran 2025, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ditargetkan mencapai Rp2,8 triliun. Target ini meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya, yang hanya Rp1,4 triliun.
Guna memenuhi target penerimaan ini, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena meminta seluruh jajaran untuk bergerak cepat dan total. Menurut dia, saatnya NTT terbang tinggi, dan hanya komitmen dan kerja bersama yang bisa mewujudkan target ini.
“Pencapaian target ini harus menjadi komitmen bersama, tidak hanya oleh OPD, tetapi juga melibatkan instansi vertikal dan mitra strategis lainnya,” ucapnya.
Ia mengatakan hal itu usai memimpin pertemuan bersama Sekretaris Daerah NTT, Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), perwakilan Bank NTT, serta sejumlah pimpinan lembaga vertikal, di Aula Rumah Jabatan Gubernur, Senin 9 Juni 2025. Pertemuan tersebut membahas optimalisasi penerimaan PAD.
“Kami minta semua komponen harus bergerak total, cepat, tidak lagi pakai cara lama. Ini waktunya kita bangkit, bekerja luar biasa, dan memastikan target Rp2,8 triliun itu tercapai. Kalau tidak, kita tak akan bisa membangun sesuai kebutuhan,” ujar Gubernur Melki Laka Lena.
Ia menyebut, ada 25 instansi yang bertanggung jawab dalam upaya menggali potensi PAD ini, termasuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kesehatan, Dinas PUPR, Dinas Sosial, hingga Dinas Perikanan dan Kelautan.
Gubernur pun mendorong adanya kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan lembaga vertikal seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Bank NTT.
“Kami meminta agar Bank NTT juga menyesuaikan diri dengan arah kebijakan pembangunan daerah. Kalau PDRB kita 30 persen dari sektor pertanian, kredit sektor pertanian juga harus dominan. Bank NTT harus menyesuaikan, bukan berjalan sendiri,” tegasnya.
Ia juga meminta seluruh pihak untuk menyusun proyeksi pendapatan per sektor secara detail, menetapkan target spesifik tiap OPD, dan menyelaraskannya dengan potensi lapangan.
“Kalau tiap sektor tahu tugas dan targetnya, serta bekerja dalam semangat kolaborasi, saya yakin Rp2,8 triliun itu bukan mustahil. Kita harus berani target tinggi dan kerja luar biasa,” tandasnya.
“Kadang kita terlalu sering merasa seperti ayam, padahal kita elang. Saatnya kita terbang tinggi dan percaya diri dengan potensi besar yang kita miliki. Kita harus ke luar dari pola pikir biasa – biasa saja dan mulai melompat jauh untuk mengejar pembangunan,” pungkas Gubernur Melki Laka Lena. (mse)